Magelang-football.com - Kembali menapaki kaki di kompetisi teratas sepak bola Indonesia, PSIS Semarang harus mulai mencari stadion yang dapat dijadikan homebase. Dari awal 2018 sampai awal 2019, PSIS dipastikan tidak dapat memakai Stadion Jatidiri yang sedang dalam tahap renovasi.
Menurut General Manager PSIS, Wahyu Winarto, awalnya ada
tiga kota yang akan dipilih "Laskar Mahesa Jenar" untuk menjadi
kandang yakni Solo, Jepara, dan Magelang. Dan, pada Selasa (2/1/2018), PSIS
akhirnya memilih Magelang untuk menjadi kandang mereka saat berlaga di Liga 1
musim depan.
"Pemilihan stadion di Magelang dengan
mempertimbangkan suporter dan juga respon dari pemerintah daerah Magelang.
Walikota Magelang sangat menerima sekali (untuk menjadikan Magelang sebagai
kandang PSIS) dan supporter dari Magelang pun menyambutnya dengan baik,"
ujar Wahyu kepada kumparan (kumparan.com)
pada Rabu (3/1).
Wahyu menyatakan pemerintah setempat sejatinya telah
melakukan renovasi stadion saat PSIS masih berlaga di babak delapan besar.
Karena itu, tak perlu waktu lama bagi PSIS untuk menjadikan Stadion Moch.
Soebroto sebagai kandang mereka musim depan.
"Tidak membutuhkan waktu lama, bahkan kami mendengar
saat (PSIS) masuk delapan besar, sudah ada pembenahan Stadion (Moch. Soebroto).
Lampu yang tadinya hanya ada dua tiang sekarang menjadi empat dan sudah selesai
juga," ucapnya.
Lalu, bagaimana dengan verifikasi kelayakan stadion yang
akan dilakukan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator nanti?
Wahyu menyampikan optimismenya bahwa Stadion Moch.
Soebroto lolos verifikasi sehingga layak untuk menggelar pertandingan Liga 1.
"Saya pikir dari lapangan, fasilitas dan semua yang
ada cukup mewadahi. Artinya sudah bagus sekali dari mulai lapangan yang bagus,
ruang ganti semua bagus. Untuk itu, kami optimistis dapat menggunakan lapangan
Moch. Soebroto," tanggap Wahyu.
Dengan itu, musim depan PSIS memastikan diri menjadikan homebase
di luar kotanya. Sedikit merunut, banyak klub yang mengambil langkah serupa
dengan PSIS.
Hal ini berawal dari verifikasi yang dilakukan Persatuan
Sepak Bola Indonesia (PSSI) pada 2008 yang membuat banyak klub kelimpungan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi bukan membuat klub lebih siap dalam
menghadapi kompetisi, yang terjadi malah sebaliknya. Terutama pada syarat yang
berkenaan dengan infrastruktur.
Sialnya, saat itu, banyak klub yang tidak memiliki
stadion dengan kualitas yang mumpuni di kotanya sendiri. Sehingga beberapa klub
memutuskan untuk pergi dari kota asalnya. Tercatat dari 2008-2017, ada beberapa
klub yang memutuskan untuk meninggalkan kotanya.
Beberapa di antaranya adalah Persiram Raja Ampat yang
menjadikan Stadion Maguwoharjo Sleman menjadi kandang pada 2014. Lalu, Persita
Tanggerang yang harus pindah ke Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat.
Dan, masih segar dalam ingatan, Persija Jakarta harus kembali menjadi salah
satu klub musafir di Liga 1 setelah bermarkas di Stadion Patriot Candrabaga,
Bekasi.
Sebelumnya, PT LIB menyatakan bahwa akan melakukan
verifikasi kelayakan stadion seluruh peserta Liga 1 pada pertengahan Januari
nanti. Klub diperbolehkan mengajukan dua nama stadion untuk digunakan musim
depan.
Sumber: Kumparan.com
