Selama tahun 2017
saja, telah 9 orang tewas akibat kekejaman dan keteledoran sepak bola
Indonesia.
Dirangkum
SuperBall.id dan BolaSport.com dari berbagai sumber, berikut 9 korban sepak
bola Indonesia pada 2017:
1. Ferdian Fikri,
(Viola, suporter Persita): 26 Maret 2017

Ferdian mengalami
penusukan di Jalan KH. Hasyim Azhari depan Gang Pentil, Kelurahan Buaran Indah,
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Meski sempat dibawa
ke IGD RS Husada Insani, remaja berusia 15 tahun ini meninggal dunia akibat
luka tusuk di bagian dada dan pergelangan tangannya.
Kejadian tersebut
berawal saat 50 orang suporter dari Persita Tangerang pulang sehabis
pertandingan antara Persita vs Sukadiri di Lapangan Sukadiri Mauk.
Rombongan ini
pulang melintas di Jalan KH Hasyim Azhari menggunakan kendaraan angkutan umum
R10 sebanyak 3 unit.
Lalu suporter ini
diadang oleh massa di sekitar tempat kejadian perkara hingga terjadi keributan
yang akhirnya merenggut korban jiwa.
2. Agus Sulistyo,
(Brajamusti, Suporter PSIM): 18 Mei 2017

Agus Sulistyo
merupakan salah satu supporter yang terjatuh dari tembok tribun Stadiun Sultan
Agung Bantul, Yogyakarta dalam laga PSIM dengan Persebaya Surabaya.
Agus dan banyak
suporter PSIM saat itu nekat memanjat tribun penonton sisi selatan yang memiliki
ketinggian kurang lebih 5 meter.
Ketika kejadian,
pertandingan sudah memasuki menit-menit akhir.
Meski sempat dibawa
ke rumah sakit. Namun nyawa pria berusia 19 tahun tersebut tak terselamatkan
karena luka parah di bagian kepala.
3. Agen Astrava
(The Jakmania, Suporter Persija): 21 Mei 2017

Agen Astrava
merupakan suporter Persija Jakarta yang tewas karena dikeroyok usai menyaksikan
laga melawan Bali United.
Pertandingan 'Macan
Kemayoran' melawan 'Laskar Tridatu' itu berlangsung di Stadion Patriot, Bekasi.
Agen Astrava diduga
diadang di daerah Bulak Kapal arah menuju Cikarang oleh oknum suporter yang tak
teridentifikasi.
4. Ardi Prasetyo,
18 (Suporter PPSM): 12 Juni 2017

Ardi Prasetyo tewas
karena terjatuh dari tribun penonton Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, kala
tengah mendukung PPSM Magelang saat melawan PSIM Yogyakarta.
Dari keterangan
beberapa saksi, sebelum terjatuh, korban memanggil salah satu temannya yang ada
di luar stadion.
Saat korban menoleh
ke arah temannya dan membelakangi stadion, ada beberapa orang di sekitar korban
sedang bersorak-sorak.
Diduga saat itu,
posisi korban tidak seimbang hingga dia terjatuh dari tempat duduknya yang
berada di ketinggian sekitar 8 meter.
Bangunan tribun
paling atas sisi selatan stadion Moch Soebroto memang tidak diberi batas atau
pagar pengaman.
Korban jatuh dari
lantai tribun paling atas langsung ke dasar lantai luar stadion.
Korban yang masih
duduk di bangku SMK itu mengalami luka sobek di dahi depan, dan luka parah di
kepala, betis kaki kanan, hingga tidak sadarkan diri.
Korban langsung
dilarikan ke RSI Kota Magelang dan sempat menjalani perawatan intensif.
Sayang nyawa korban
tak terselamatkan dan meninggal dunia pada Senin (12/6/2017) pagi di rumah
sakit.
5. M. Nur Ananda,
(Warga): 23 Juli 2017

M. Nur Ananda
bukanlah suporter, melainkan warga yang tewas dalam kasus penyerangan oleh
kelompok suporter sepakbola asal Sleman yang melintas di Temanggung usai laga
usai Persibas vs PSS di Stadion Satria
Pria beusia 21
tahun ini merupakan seorang pekerja gudang distributor cabai dan sayur-sayuran.
Ananda meregang
nyawa setelah ditusuk di bagian dada dari belakang hingga tembus ke depan.
Selain Ananda ada
dua korban lain yang mengalami luka ringan dan serta satu orang mengalami luka
berat dalam kasus penyerangan tersebut.
6. Ricko Andrean
(Bobotoh, Suporter Persib): 27 Juli 2017

Ricko Andrean
adalah suporter Persib Bandung yang dikeroyok hingga tewas dalam laga Persib vs
Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (22/8/2017).
Saat kejadian,
Ricko tengah mencoba menolong salah satu penonton yang dianggap suporter
Persija kala dikeroyok oknum Bobotoh.
Ricko justru
dianggap rekan korban hingga akhirnya dikeroyok hingga mengalami gegar otak.
Pria berusia 19
tahun ini sempat koma selama 5 hari di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal
dunia pada Kamis, (27/07/2017).
7. Catur Yuliantono
(Suporter Timnas Indonesia): 2 September 2017

Nyawa Catur
Juliantono, penggemar olahraga dan pendukung setia Timnas Indonesia, melayang
akibat petasan suar atau flare, yang diluncurkan dari tribun selatan Stadion
Patriot Candra Baga Bekasi, Jawa Barat.
Saat kejadian Catur
dan keluarga duduk menonton di tribun timur saat laga timnas Indonesia melawan
kesebelasan Fiji.
Saat pertandingan
berakhir, seorang penonton menyalakan petasan flare yang ia selundupkan ke
dalam stadion tersebut.
Namun petasan Flare
itu justru mengarah ke Tribun Timur tempat Catur berada dan langsung menghantam
kepalanya.
Catur tewas dalam
perjalanan ke rumah sakit karena perdarahan dan luka bakar di bagian kepala.
8. Banu Rusman
(Viola, Suporter Persita): 12 Oktober 2017

Banu Rusman tewas
akibat Kerusuhan yang terjadi pada akhir pertandingan babak 16 besar Liga 2
antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan, Rabu (11/10/2017).
Kedua kubu suporter
saling berseteru usai laga yang dimenangi PSMS dengan skor tipis 1-0 di Stadion
Mini Persikabo, Bogor.
Keributan berawal
masuknya suporter Persita ke dalam lapangan untuk melakukan protes ke manajemen
terkait kegagalan tim kesayangan mereka lolos ke babak perempat final.
Lantaran ada
lemparan dari bangku penonton, keributan pun terjadi dan tak bisa dihindari.
Banu adalah salah
satu suporter Persita yang mendapat serangan brutal dari oknum pendukung PSMS
usai laga.
Kebanyakan korban
dari kubu Persita dibawa ke RSUD Cibinong dan juga ke PMI Cibinong, Bogor.
Banu Rusman,
mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit, Kamis (12/10/2017).
9. Rizal Yanwar
Saputra (The Jakmania, Suporter Persija): 12 November 2017

Rizal Yanwar
Saputra tewas akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum Viking usai laga
Persija Jakarta kontra Bhayangkara FC, Minggu (12/11/17).
Kejadian bermula
saat Korlap Viking Pelaukan dan Viking Tanggul meminta anggota berkumpul di
kampung Pelaukan dan mencegat anggota The Jak.
Tugu perbatasan
Desa Karang Asih dan Desa Sukaraya menjadi tempat pilihan awal komunitas
tersebut.
Namun, pihak
kepolisian pun berhasil membatalkan rencana awal tersebut.
Dibatalkan oleh
pihak kepolisian, dua orang anggota Viking menyamar menjadi anggota The Jak
dengan menggunakan kaos identitas suporter Persija itu.
Setelah target
melintas di tempat kejadian perkara (TKP), dua orang yang menyamar pun
berteriak dan Viking yang menunggu langsung mengeroyok korban.
Salah satu tersangka
membacok korban yang kemudian jatuh di jalan.
Tak cukup dengan
bacokan, tersangka lainnya pun mengeroyok korban hingga jatuh dan terkapar
berlumuran darah di jalan.
Setelah korban
terkapar, komunitas tersebut membubarkan diri.
Pihak kepolisian
yang mengawal The Jak pun membawa korban ke Rumah Sakit Bhakti Husada, namun
korban dinyatakan meninggal di TKP.
Polres Metro Bekasi
telah menangkap empat pelaku, sementara dua pelaku lainnya, Korlap Viking
Pelaukan dan Korlap Viking Tanggul masih dalam pencarian.
Sumber: Superball.com

0 Comments
Posting Komentar